Biografi Singkat Anak Nagari Paninjauan

Penulis: Sukwan Hanafi

Rp150000.00

Out of stock

Dari sejarahnya, Nagari Paninjawan terbentuk pada tahun 1631, paska berakhirnya Kerajaan Kacang Rasam. Ada Enam Suku yang mendiami dataran tinggi ini, Piliang, Dalimo Panjang, Dalimo Singkek, Guci, Sumpadang dan Bendang. Ninik Mamak atau para pemimpin kaum bersepakat membentuk sebuah pemerintahan Nagari berdasarkan keselarasan Koto Piliang.

 

Karena menganut sistim keselaran Koto Piliang, maka setiap suku dipimpin oleh seorang Penghulu (Datuak Pucuak). Penghulu pucuk juga dilengkapi perangkatnya yang mempunyai tanggung jawab dan tugas tersendiri terhadap suku. Perangkat tersebut terdiri Monti (Menteri), Malin (Ulim Ulama) dan Dubalang (Hulubalang).

 

Kemudian setiap suku dibagi lagi menjadi beberapa kaum. Dan setiap kaum dipimpin oleh Penghulu Andiko. Semua pemimpin adat, mulai dari Penghulu Pucuk hingga Penghulu Andiko menyandang gelar Datuk. Gelar Datuk diserahkan secara turunt temurun kepada kemenakan laki-laki dari seorang Datuk. Seelain seorang datuk, dari setiap kaum juga banyak melahirkan tokoh yang sudah berjasa banyak untuk Nagari Paninjawan.

 

Zaman terus berubah. Begitu juga dengan Nagari Paninjawan. Anak Nagari Paninjawan yang terus berkembang, tidak hanya di kampung halaman, tapi juga bertambah dan berkembang hingga ke perantauan. Dimanapun mereka mencari penghidupan, mereka tetaplah disebut sebagai Anak Nagari Paninjawan, termasuk Urang Sumando dan Sumandan.

 

500 tahun perjalanan Nagari Paninjawan, tentu sudah banyak melahirkan anak Nagari yang layak disebut sebagai tokoh, karena perannya yang besar dalam memikirkan, berkorban dan bekerja keras untuk membangun Paninjawan, moril maupun materil.

Ukuran A5 (14 X 21 CM), Sampul Glossy, Laminating, Kertas HVS Putih 70gr