Bujang Kampir Perantau Paninjauan

Sinopsis

Tokoh Bujang Kampir adalah sebuah sindiran kepada pemuda Minang yang tak pernah berani pergi merantau dan mengubah nasib, sehingga kehidupannya sehari-hari tak pernah beranjak antara ladang, sawah, kedai hingga pengetahuan dan cara berfikirnya hanya itu ke itu saja. Walau berlatar di zaman yang sedikit modern, karena sudah ada Handphone, Bujang kampir tetaplah orang kampung yang juga berkomunikasi dengan cara ala di kampung.

Karena merantau sejatinya adalah sebuah kebanggan bagi pemuda Minang, Bujang Kampir pun bertekad untuk pergi merantau, dan berharap bisa menjadi bagian dalam rombongan Pulang Basamo para perantau menjelang Hari Raya. Tapi ia merantau tak jauh-jauh. Ke Nagari Aripan,   kampung  sebelah. Untuk lebih mematenkan bahwa ia adalah seorang Perantau, Bujang Kampir merubah gaya bicaranya, Bahasa Indonesia Raya, walau tetap berada di kampung. 

Keinginannya semakin memuncak ketika para perantau dari kampungnya yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Paninjauan Solok (IKPS) di berbagai kota di Indonesia melakukan kegiatan Pulang Basamo setiap 4 tahun sekali. Rencana Pulang Basamo ini membuat keinginan Bujang Kampir untuk merantau semakin tak tertahankan.

Buku ini merupakan cerita fiksi berbalut komedi tentang kehidupan dan peristiwa-peristiwa lucu yang jamak terjadi dalam kehidupan seorang remaja laki-laki di sebuah kampung. Kami berharap buku ini bisa menghibur, dan menjadi informasi bagi generasi yang sudah lahir dan besar di rantau.

Ukuran buku A5 (14 x 21 cm). Jumlah halaman 166